Buat menghitung pajak bumi dan bangunan, kamu gunakan rumus:
PBB Terutang = Tarif (0,5 persen) x NJKP
Sebagai keterangan:
NJKP adalah nilai jual kena pajak. NJKP didapat dari NJOP dikurangi NJOPTKP atau rumusnya:
NJKP = NJOP – NJOPTKP
NJOP adalah nilai jual objek pajak. Nilai ini menjadi ukuran yang memengaruhi besaran PBB. Makin tinggi NJOP, makin tinggi pula PBB yang kamu bayarkan.
NJOP sendiri ada dua, yaitu NJOP Bumi dan NJOP Bangunan. Kedua NJOP tersebut nantinya dijumlah menjadi NJOP sebagai Dasar Pengenaan PBB. Rumusnya:
NJOP sebagai Dasar Pengenaan PBB = NJOP Bumi + NJOP Bangunan
Oh, iya. NJOP ini nantinya bakal digunakan buat perhitungan final NJKP. Seandainya aja NJOP ≥ Rp 1.000.000.000, maka NJKP-nya sebesar 40 persen. Sementara NJOP < Rp 1.000.000.000, maka NJKP-nya 20 persen.
Satu lagi yang perlu kamu tahu, yaitu Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak atau NJOPTKP. Besaran NJOPTKP di tiap daerah berbeda-beda, besaran maksimalnya Rp 12 juta.
Berapakah PBB yang mesti dibayar Pak Jon?
NJOP Bangunan 150 x Rp 1,7 juta = Rp 255 juta
NJOP Bumi 200 x Rp 1,7 juta = Rp 340 juta
NJOP sebagai Dasar Pengenaan PBB = Rp 255 juta + Rp 340 juta = Rp 595 juta
NJOPTKP = Rp 12 juta
NJOP = NJOP – NJOTKP = Rp 595 juta – Rp 12 juta = Rp 583 juta (berarti NJKP 20 persen)
NJKP 20 persen x Rp 583 juta = Rp 116.600.000
PBB yang terutang = 0,5 persen x Rp 116.600.000 = Rp 583.000
Nah, itu berarti Pak Jon mesti membayar PBB sebesar Rp 583 ribu setiap tahunnya. Asalkan tahun depan gak ada kenaikan NJOP. Lumayan besar emang. Maklum aja NJOP di wilayah Jakarta emang terbilang tinggi.
Lalu gimana cara bayar pajak dan bumi bangunan? Yuk lanjut ke ulasan di bawah ini.
Jadi, udah gak ada alasan lagi malas bayar pajak. Lagi pula kalau gak mau datang ke kantor pajak, kamu bisa bayar lewat smartphone kok. Tinggal pilih aja mana pilihan mana yang pas buat kamu.
Di bawah ini adalah dua cara bayar pajak bumi dan bangunan.
1. Bayar PBB offline
Gak melulu di kantor pajak, kamu juga bisa melakukan pembayaran offline di tempat-tempat yang udah ditunjuk, yaitu:
Sehabis melakukan setoran pajak, kamu bakal menerima Surat Tanda Terima Setoran (STTS) dengan stempel sebagai bukit bahwa kamu udah melunasi pajak bumi dan bangunan.
2. Bayar PBB online
Malas dengan antrean di kantor pajak, bank, ataupun kantor pos, bayar online aja lewat ATM ataupun internet banking. Selain cepat, bayarnya praktis pula.
Ada beberapa bank yang udah melakukan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pajak, khusus buat bayar pajak. Buat yang di Jakarta, sejauh ini ada tujuh bank yang layani pembayaran PBB.
PBB Terutang = Tarif (0,5 persen) x NJKP
Sebagai keterangan:
NJKP adalah nilai jual kena pajak. NJKP didapat dari NJOP dikurangi NJOPTKP atau rumusnya:
NJKP = NJOP – NJOPTKP
NJOP adalah nilai jual objek pajak. Nilai ini menjadi ukuran yang memengaruhi besaran PBB. Makin tinggi NJOP, makin tinggi pula PBB yang kamu bayarkan.
NJOP sendiri ada dua, yaitu NJOP Bumi dan NJOP Bangunan. Kedua NJOP tersebut nantinya dijumlah menjadi NJOP sebagai Dasar Pengenaan PBB. Rumusnya:
NJOP sebagai Dasar Pengenaan PBB = NJOP Bumi + NJOP Bangunan
Oh, iya. NJOP ini nantinya bakal digunakan buat perhitungan final NJKP. Seandainya aja NJOP ≥ Rp 1.000.000.000, maka NJKP-nya sebesar 40 persen. Sementara NJOP < Rp 1.000.000.000, maka NJKP-nya 20 persen.
Satu lagi yang perlu kamu tahu, yaitu Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak atau NJOPTKP. Besaran NJOPTKP di tiap daerah berbeda-beda, besaran maksimalnya Rp 12 juta.
Ilustrasi cerita perhitungan PBB
Pak Jon tinggal di rumah yang berlokasi di Jl. Raya Pondok Gede, Jakarta Timur dengan luas 150 meter persegi dan luas tanah 200 meter persegi. NJOP-nya, bumi dan bangunan, saat itu sebesar Rp 1,7 juta per meter persegi.Berapakah PBB yang mesti dibayar Pak Jon?
NJOP Bangunan 150 x Rp 1,7 juta = Rp 255 juta
NJOP Bumi 200 x Rp 1,7 juta = Rp 340 juta
NJOP sebagai Dasar Pengenaan PBB = Rp 255 juta + Rp 340 juta = Rp 595 juta
NJOPTKP = Rp 12 juta
NJOP = NJOP – NJOTKP = Rp 595 juta – Rp 12 juta = Rp 583 juta (berarti NJKP 20 persen)
NJKP 20 persen x Rp 583 juta = Rp 116.600.000
PBB yang terutang = 0,5 persen x Rp 116.600.000 = Rp 583.000
Nah, itu berarti Pak Jon mesti membayar PBB sebesar Rp 583 ribu setiap tahunnya. Asalkan tahun depan gak ada kenaikan NJOP. Lumayan besar emang. Maklum aja NJOP di wilayah Jakarta emang terbilang tinggi.
Lalu gimana cara bayar pajak dan bumi bangunan? Yuk lanjut ke ulasan di bawah ini.
Cara bayar pajak bumi dan bangunan offline dan online
Penggunaan internet yang kian masif juga turut memudahkan kamu dalam membayar pajak bumi dan bangunan. Selain bayar secara offline, kamu kini bisa bayar secara online.Jadi, udah gak ada alasan lagi malas bayar pajak. Lagi pula kalau gak mau datang ke kantor pajak, kamu bisa bayar lewat smartphone kok. Tinggal pilih aja mana pilihan mana yang pas buat kamu.
Di bawah ini adalah dua cara bayar pajak bumi dan bangunan.
1. Bayar PBB offline
Gak melulu di kantor pajak, kamu juga bisa melakukan pembayaran offline di tempat-tempat yang udah ditunjuk, yaitu:
- Kantor pos
- Bank seperti yang tertulis di di SPPT PBB
Sehabis melakukan setoran pajak, kamu bakal menerima Surat Tanda Terima Setoran (STTS) dengan stempel sebagai bukit bahwa kamu udah melunasi pajak bumi dan bangunan.
2. Bayar PBB online
Malas dengan antrean di kantor pajak, bank, ataupun kantor pos, bayar online aja lewat ATM ataupun internet banking. Selain cepat, bayarnya praktis pula.
Ada beberapa bank yang udah melakukan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pajak, khusus buat bayar pajak. Buat yang di Jakarta, sejauh ini ada tujuh bank yang layani pembayaran PBB.
- BRI
- Bank DKI
- BCA
- Maybank
- Mandiri Syariah
- Mandiri
- BNI 46
- Masukkan kartu ATM, ketik PIN, dan pilih Menu Lain.
- Pilih Pembayaran.
- Pilih Pajak/Penerimaan Negara.
- Pilih PBB.
- Masukkan Nomor Objek Pajak kemudian pilih Tekan Jika Benar.
- Masukkan Tahun Pajak SPPT kemudian pilih Tekan Jika Benar.
- Nantinya informasi tagihan PBB bakal muncul di layar.
- Konfirmasi Ya kalau udah benar.
- Struk pun bakal keluar sebagai bukti pembayaran.
Komplain nilai pembayaran pajak bumi dan bangunan
Kamu bisa mengajukan keberatan mengenai PBB kalau menemukan beberapa kejanggalan dalam SPPT PBB. Ada dua alasan yang membolehkan kamu melakukan komplain:- Merasa isi dalam SPPT semisal luas objek pajak gak sesuai dengan yang sebenarnya.
- Beda tafsir UU antara petugas pajak dan kamu sebagai Wajib Pajak.
- Keberatan diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterimanya SPPT.
- Dalam keadaan terpaksa (force majeur), Wajib Pajak bisa kasih alasan kalau jangka waktu tersebut gak dapat dipenuhi.
- Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.
- Diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama yang terbitkan SPPT/SKP.
- Kalau dikuasakan, harus melampirkan surat kuasa.
- Diajukan masing-masing dalam satu Surat Keberatan, kecuali yang diajukan secara kolektif melalui Lurah atau Kepala Desa setempat.
- Mengemukakan alasan yang jelas dan mencantumkan besarnya pajak bumi dan bangungan menurut hitungan kamu sebagai Wajib Pajak.
SUMBER: https://www.moneysmart.id/bayar-pajak-bumi-dan-bangunan-gini-cara-hitungnya/